Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Kebo Ijo’

Kudeta atau coup d‘etat adalah istilah moderen untuk perebutan ”paksa” kekuasaan. Pengggulingan satu penguasa oleh pihak yang berambisi untuk merebut kekuasaan, dalam konteks kenegaraan adalah hal yang lumrah dan biasa. Banyak hal yang melatarbelakangi sebuah kudeta—ia bisa terjadi akibat ketidakstabilan sebuah negara (atau kerajaan) karena kemiskinan, ketidakamanan, dll. Kudeta juga bisa ada karena memang ada yang ingin berkuasa dan berambisi menjadikan kekuasaan yang akan dia rebut menjadi lebih besar lagi.

Merujuk kepada sejarah Nusantara, telah banyak kudeta yang terjadi di dalam kerajaan-kerajaan yang ada. Pertukaran sebuah pimpinan kerajaan kepada pemimpin baru lain melalui jalur penggulingan adalah hal yang jamak terjadi. Tapi ada satu tipikal kudeta yang tidak biasa yang pernah terjadi di bumi nusantara ini. Kudeta Arok. Itulah yang ingin digambarkan oleh Pramoedya Ananta Toer dalam novel sejarahnya Arok Dedes.

Arok Dedes ditulis oleh Pram ketika ’terpaksa’ menghuni pulau Buru. Boleh dikatakan Arok Dedes ini salah satu karya besar Pram disamping Tetralogi Buru tentunya. Seperti nasib karya-karya Pram lainnya, Arok Dedes ini pada mulanya tidak leluasa beredar pada zaman Orde Baru, ia baru terbit dan mendapat sambutan hangat khalayak pasca Reformasi 1998.

Apa yang ingin disampaikan oleh Pramoedya melalui Arok Dedes-nya ini? Kudeta licik. Itulah satu poin besar yang bisa ditarik ke permukaan. Dalam novel ini, Pram tidak berbicara masalah peralihan kekuasaan dari masa Soekarno ke Soeharto. Tapi terfokus pada ramuan sejarah mula kudeta Arok yang terjadi pada abad XIII dalam medium literer. Arok Dedes secara tidak langsung ”mengkritik” dinasti Soeharto yang menjiplak habis kudeta ala Arok. Lempar batu sembunyi tangan, maling teriak maling, setidak itu peribahasa yang tepat menggambarkan pikiran Pram terhadap dinasti Soeharto. Bagi Pram, Soeharto mendirikan dinastinya tak ubah bagaimana Arok memperoleh dan mendirikan dinastinya sendiri.

Novel ini merekam taktik licik lagi brilian Arok dalam menggulingkan Tunggul Ametung. Tangan Arok memang berlumuran darah. Dia dengan sukses menggantikan Tunggul Ametung menjadi Akuwu Tumapel. Tapi, pada masa itu orang banyak tidak tahu bahwa Arok-lah yang ada dibalik pembunuhan Tunggul Ametung. Mereka hanya tahu Arok telah menduduki jabatan sebagai Akuwu mereka. Tentu saja hal ini terjadi karena Arok telah menyiapkan orang lain sebagai kambing hitam yang pantas dihukum bunuh karena telah membunuh seorang akuwu.

Arok Dedes-nya Pram ini seolah ingin sejarah peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto dikaji lebih dalam dan transparan, tanpa unsur kepentingan kekuasaan pihak-pihak tertentu. Pram melihat sejarah 1965, masa peralihan tersebut, pada masa orde baru sangat bias dan sarat muatan propaganda. Tidak hanya sampai itu malah, pihak yang berkuasa kemudian (baca : Soeharto) ternyata menjadikan salah satu kelompok ideologis tertentu menjadi sang terdakwa—yang pada akhirnya menjadi sang terhukum.

Sejarah kudeta ’tersembunyi’ Arok di kalangan manusia Indonesia sudah jelas dalangnya, orang yang ada di belakang layar; yaitu Arok itu sendiri. Sedangkan pada masa sejarah modern Indonesia, pada masa peralihan Soekarno ke Soeharto, masih lagi wilayah remang. Siapa dalang di belakang layar, sehingga Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Jenderal Soeharto. Belum ada yang berani dan secara spektakuler mengungkap dalang sebenarnya melalui kajian sejarah. Tapi, kalau kita berkaca kepada Arok Dedes-nya Pram ini, kita tahu jawabannya siapa. Tak lain adalah Soeharto itu sendiri yang ada di belakang layar. Jenderal yang punya senyum misterius itulah yang dalam kesenyapannya berhasil mengggulingkan kekuasaan Soekarno. Dan, dengan meniru Arok pulalah sang Jenderal akhirnya menggebuk kambing hitam yang telah ia persiapkan.

Apakah benar demikian? Tak tahulah kita! Yang pasti sejarah politik peralihan kekuasaan selalu sarat dengan misteri. Tak terkecuali tahun 1965 itu….

Zamroni Rangkayu Itam

*Tulisan di atas sebelumnya dimuat di weblog palantakayu dengan titel yang sama….

info novelnya:

Judul : Arok Dedes, Pengarang : Pramoedya Ananta Toer, Penerbit : Hasta Mitra-Jakarta-cetakan V-2002, Halaman : 418 halaman

Read Full Post »